Halak Hita Jadi Pemulung

indro61

Tiba2 sajaruangan gereja yang penuh dengan jemaat terdengar suara menggumam dan berdengung seperti suara tawon yang di ganggu sarangnya.

Pak Pendeta yang sedang berhotbah mengatakan di daerah Batar Gebang Bekasi, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah dari Jakarta itu terdapat kurang lebih 40 anak orang Batak yang putus sekolah. Maklum, orang tuanya adalah pemulung. Anak2nya pun dikerahkan membantu orang tuanya untuk memungut sampah.

Mungkin kata orofesi pemulung yang membuat jemaat menggerundul/berbisik2. Memang pekerjaan ini kurang akrab dengan orang Batak, Bahkan mungkin ada yang berujar : ” Apa iya, ada orang Batak yang jadi pemulung,”. Yang lain berkata : ” Na so andong be ulaon na asing ?”.

Untunglah Gereja tsb memberi uluran tangan. Anak yang putus sekolah itu di beri bantuan pendidikan dengan mendatangkan guru sukarelawan untuk memberi bekal pengetahuan. Cukup mengobati hati, di tengah krisis dan mahalnya pendidikan, masih ada yang berbaik hati mengulurkan bantuan pendidikan.

Kembali ke soal profesi pemulung, mungkin karena terpaan krisis ekonomi akan banyak halak kita yang kena PHK dari perusahaan. Jadi, jangan kaget bila kelak ada orang Batak yang menekuni profesi yang kurang begitu akrab dengan telinga kita misalnya, pengemis atau Pembantu Rumah Tangga. Siapa tau ?

3 Tanggapan to “Halak Hita Jadi Pemulung”

  1. Professi pemulung jangan dianggap remeh bos. Banyak menyerap tenaga kerja untuk sektor informal. Pemerintah harusnya mengucapkan terima kasih, mereka ini bisa menciptakan lapangan kerja bagi diri sendiri dan orang lain.

  2. siboto lungun Says:

    aku kenal thn 2000 marga gultom jadi pengumpul di bantar gebang, dan tinggalnya juga bedeng di tengah lokasi bantar gebang. gak tammat sma, masih umur 40th. tapi saat itu punya mobil sidekick merah tua baru kinclong, tabungan mencengangkan. lae gultom ini pasar (jualan plastik bekas) sampai ke jawa timur via truk gandeng. padahal, mula masuk bantar gebang juga dari pemulung.

  3. Lae Siboto Lungun

    Terus terang, saya jadi merasa salah informasi. Saya kira pemulung halak hita yang ada di bantar Gebang kondisinya memprihatinkan. Ternyata mereka adalah laskar mandiri yang sukses. Mohon maaf.
    Maklum saya sendiri belum pernah ke Lokasi TPA Bantar Gebang. Paling hanya lewat saja.

    Informasi yang saya dengar dan saya tuangkan dalam katun murni dari jamita Bp. Pendeta Sitompul di gereja HKBP Sutoyo Jakarta Timur yang menggambarkan kondisi anak2 pemulung yang putus sekolah karena ketidak mampuan orang tuanya secara ekonomi untuk menyekolahkan.

    Mauliate informasinya.

Tinggalkan Balasan ke darmadi Batalkan balasan